Kenangan, hanya itu yg ada dalam pikiranku. Perempuan cantik, sedikit berisi, gemulai sekaligus gagah. Ia bekerja sebagai penari, ia punya banyak penggemar salah satunya aku.
Aku bertemu dengannya saat pagelaran hiburan dari kelompok tarinya. Ia bebalut pakaian hijau dengan kain yg senada dengan sabuk dan selendang berwarna kuning keemasan. Begitu cantik. Aku tak bisa melepaskan pandangan ku.
Saat itu aku tak sengaja saja melihatnya tapi tatapan mata kami sempat bertemu dan aku langsung jatuh hati. Tapi karena ada keperluan mendesak aku harus segera pergi, semoga aku bs menemuinya kelak.
Aku Wira, sejak kecil aku sudah diasuh oleh guruku, aku sudah tidak punya orang tua, guruku membesarkan ku layaknya seorang anak sekaligus murid. Ia dengan sangat tegas melatih ilmu kanuragan ku. Dan menghadiahkan sebuah topeng berwarna putih. Bukan Topeng biasa, jika memakainya aku bs tidak terlihat oleh orang lain. Bukan sembarangan ilmu yg ia berikan kepadaku tapi jg tanggung jawab besar.
Ketika aku sudah cukup umur ayah sekaligus guruku mengajukan ku menjadi pengawal dirumah seorang juragan yang baik hati. Ternyata juragan tersebut adalah teman baik guruku. Disanalah aku diajarkan berhitung, membaca dan menulis. Ia memberikan kepercayaan yg besar padaku. Sesekali aku diberikan tugas khusus.
Pertemuan keduaku dengan kenangan, saat aku sedang mengawal putrinya tuan berbelanja dipasar. Aku melihat kenanga berpakaian sederhana saja. Rambutnya diikat seadanya dan lehernya tertutup selendang kuning. Tampaknya itu menjadi kesayangannya, penari biasa tidak membawa selendang untuk menari ke mana-mana. Aku memberanikan diri minta ijin ke majikan untuk menghampiri kenanga. Sungguh baik hati majikan kecilku, ia justru yg maju duluan membawaku ke arah kenanga, aku justru diam saja ketika didepan kenanga.
Siapa nama mbak yu?
Kenanga, siapa gerangan anda?
Kenalkan namaku Surati, ini kakak pengawalku Wira, ia ingin berkenalan denganmu.
Saat ini kenanga melihatku sambil tersenyum.
Ah perasaan apa ini, ingin rasanya aku melompat kegirangan, senyuman kenanga tak bs hilang dr pikiran ku.
Aku beberapa kali bertemu dan mengobrol dengan kenanga. Dari sanalah aku baru tau kalau ia pindah ke desa ini dan tinggal bersama adiknya dan rombongan tarinya diujung desa. Kepala rombongan itu adalah pamannya. Ayah dan ibunya sudah meninggal saat peperangan beberapa waktu lalu.
Suatu petang aku setelah menyelesaikan tugasku mengantar barang aku melihat kenanga berlari terburu-buru dan beberapa orang laki-laki mengejarnya. Aku saat itu jg mengejar kenanga dan menyamakan langkah nya.
Siapa mereka kenanga?
Pemburu hadiah
Hanya itu yg diucapkan kenanga. Kami hampir saja tertangkap tapi aku baru mengetahui bahwa kenanga tidak hanya pandai menari tp jg pandai bersilat. Bahkan aku nilai keahliannya bukan sembarangan.
Beberapa bulan kemudian aku mendapatkan tugas dr juragan untuk pergi mengantarkan barang ke desa lain. Butuh waktu sekitar 1 bulan. Aku dengan berat hati pamit pada kenanga.
Ketika aku kembali aku sangat terkejut, kenanga tidak mau menemuiku, adiknya bercerita bahwa ada beberapa laki-laki hendak memperkosanya dan membunuh rombongan tari. Kenanga tampaknya melawan sekuat tenaga, tapi celakanya wajahnya rusak kena air panas yg disiram oleh penjahat tersebut. Beruntung adiknya selamat krn sedang kerumah seseorang untuk mengambil pesanan.
Duniaku serasa runtuh kenanga tak mau lg bertemu siapapun. Ia hanya mengurung diri. Setiap hari aku datang dan hanya berbicara dibalik biliknya.
Kenanga. Aku tak tau harus bagaimana untuk bs membantu mu. Guruku pun tak tau harus apa. Ia hanya menyuruhku bersabar menunggu kesiapan hatimu untuk menemuiku.
2017
Seorang perempuan datang menemuiku, setengah wajahnya rusak, ia menceritakan kisahnya padaku. Ketika ia hadir ia menunjukkan tariannya yang begitu gemulai membuat orang terpanah. Kau mengenakan pakaian hijau sambuk kuning dan selendang kuning di pergelangan tanganmu ada sebuah gelang begitu lg di kedua lenganmu. Ada berlian dikeningmu setengah wajahmu tertutup rambut, wajah sebelah kiri, dari kening hingga setengah pipi. Kau sangat marah ketika aku ingin menyinyingkap rambutmu. Aku tau luka itu bukan hanya di wajahmu tapi jg dihatimu. Aku panggil kau kenanga. Sampai saat ini aku tak tau siapa namamu.
Beberapa bulan kemudian seorang pria datang, tak menyebutkan nama, ia menyerahkan topeng setengah wajah padaku. Topeng kayu berwarna putih. Jika memakainya akan tertutup dirimu. Aku panggil kau wira.
Sayanganya kenanga dan wira tak bs bersatu. Kenanga jd penyendiri melatih ilmu kanuragannya sedangkan Wira dinikahkan dengan putri majikan nya.