Siang itu sungguh masih terasa menyenangkan bagiku, bertemu denganmu dan bersenda gurau denganmu. namun setelah itu perasaanku menjadi gelisah dan tak menentu. melihat kepergiannya jauh di depanku membuat aku merasa tak akan sama lagi hari esok dengannya.
Purnama semakin meninggi, senyum yang seharusnya aku pancarkan dengan ikhlas kini tak ada rasa bahagia lagi didalamnya. kau menjauh deriku dalam hitungan jam, kini kau begitu jauh dariku. dan aku tak tahu apakah kau terus menjauh, aku hanya bisa berusaha tersenyum padamu, tersenyum agar kau dan hatiku tak merasa risau dengan keadaan ini.
aku masih ingat semua tentang kita.
sore itu aku duduk menikmati angin sore bersama seorang sahabatku, kau datang dan tersnyum padaku, mengulurkan tanganmu dan menanyakan namaku. aku tertawa dan aku ucapkan kata-kata sinis padamu, tapi hanya bercanda dan aku ulurkan tanganku padamu dan sebutkan namaku.
kau hilang dan tak berkabar.
kau kembali dan menceritakan banyak hal padaku.
mengingatkanku akan banyak hal, kewajibanku, hakku, kenanganku, kau membangkitkan semangatku, kau ukir cita-cita bersama ku, sebuah tempat pendidikan dengan fasilatas yang berbeda dengan yang lain, pergi menjauh dari kehidupan normal dan berpetualang.
tapi sadarkah kau aku seorang perempuan, tak dapat aku bergerak bebas tanpa perlindungan seorang laki-laki.
perlahan kau mulai memberiku perlindungan, memberiku banyak perhatian dan memberiku banyak waktu. bahkan kau membuka banyak pintu rahasia untukku.
Kau adalah kunci untukku.
aku masih ingat ketika kau diam-diam minum obat dibelakangku, menyembunyikan tentang hal keadaanku dengan sebaik-baiknya. aku tak akan memaksa kau bercerita padaku, aku yakin kau memberiku banyak kepercayaan termasuk tentang hal rahasia sekalipun.
kau datang sore itu, walau lelah kau tetap datang dan menemaniku. saat itulah aku ingin menangis dipelukmu, menangisi diriku sendiri yang yang bisa membantumu dan menjagamu.
aku ingat betul kau begitu marah beberapa hari itu, hingga aku paksakan kau menjawabku dengan sebuah keadaan yang memaksa. malam itu, kau gundah begitu juga denganku, kau memberiku kesempatan untuk terus bersamamu. baru beberapa hari kau memberiku sebuah pesan yang memberi kesan kau akan pergi menjauh dan tak bertemu lagi denganku. sungguh aku ingin menangis tapi aku sembunyikan air mataku dalam gelapnya malam. tak tahukah kau aku menagis ketika disisimu malam itu?
mungkin kau tak akan pernah tau.
semakin kau menjauhiku semakin aku punya tanggung jawab atasmu, aku ingin sekali membantumu melewati semua kesusahan tapi tak ada maksud untuk merendahkanmu sedikitpun, aku mencintaimu bukan dengan nafsu tapi dengan rasa kemanusiaan.
kini kau meminta waktu dariku, akan kutunggu kau hingga kembali memberiku kesempatan membantumu. sekali lagi aku mencintaimu bukan dengan nafsu tapi dengan rasa kemanusiaan.
Beri aku kesempatan membantumu lagi, aku ikhlas.
curahan hati penuliskah?....
ReplyDeletedalem buanget....
salam
simpay
masa sih kang simpay???? jadi gak enak...
ReplyDelete