Sampai sekarang aku masih menulis disini, ditempat yg seharus kau tau, tempat yang swharusnya hanya milik kamu, tempat yang hanya ada kita.
Sampai sekarang pun kamu gk pernah tau kalo aku selalu menangis untuk kamu, bahkan ketika kamu menjauhi aku, aku masih menangis karena kamu, bilang putus ke kamu sudah cukup membuat aku menangis, walau kau tak menghiraukan kata- kataku.
Apa aku salah pilih kamu? Berkali- kali aku bertanya pada diri aku sendiri, apa alasan aku memilih kamu itu salah? Apa aku yang salah? Salah bicara? Salah bersikap? Apa aku yang salah?
Aku ingin jadi temanmu, agar ketika kita bisa saling berbagi cerita, apapun igu, sebagai sahabat, yang saling mendengarkan, memberi saran, dan memperhatikan, tapi setiap aku seperti itu kau mundur satu langkah menjauh, dan itu seperti mengiris perlahan hati dan pikiranku, membuang logikaku, dan membuat aku bersikap bodoh.
Apa aku salah sayang? Pilih kamu?
Berkali-kali aku tanyakan, tapi hanya diam jawaban kamu.
Apa aku salah sayang dan cinta sama kamu? Aku tanya lagi-lagi dan lagi tapi tak ada jawabanya dari mulut kamu.
Apa aku terlalu buruk untuk memilih kamu?
Aku tak pernah berani membayangkan setiap jawabanmu.
Aku tak pernah berani, aku pengecut, aku pengecut, aku pengecut, aku pengecut, aku pengecut
No comments:
Post a Comment