Hidroponik

Wednesday, August 5, 2009

Aku

Aku tak bicara dan terdiam siang itu, memberikan kau waktu untuk mengerjakan apa yg seharusnya kau lakukan. Aku hanya melihat jauh darimu, sesekali aku pandangi kau yg sedang serius.

Aku kira kau tak sadar aku hanya diam tapi tiba2 kau menghampiriku, duduk disampingku, memandangku dan bertanya, "ada apa? Kok diam."

Aku tetap diam karena tak ada apa2 dan tak ada alasan untuk menjawabnya, aku hanya menggeleng dan tersenyum. Kau pun tersenyum dan kembali ke kegiatan sebelumnya.

Tak lama, kau bertanya lagi, "apa aku berbuat salah sampai kau diam begitu?"

Mungkin kau tak melihat senyumku mengembang dan mulutku berbisik pada diriku sendiri. Tak, kau tak salah, aku hanya terdiam, dan tak ada alasan untuk itu.

Itu sedikit tentang diamnya aku yg tak beralasan.

Aku begitu ingin menangis saat itu. Aku rindukan kakakku yg satu ini. Ia datang dan langsung duduk disampingku. Menatapku dengan penasaran, menyingkap topi jaketku dari wajahku,"kenapa?"

Aku tak berani melihat matamu saat itu, aku tau tanpa bicara kau melihat mataku kau tau semuanya.

"sakit kau? Mukamu pucat."

Aku berfikir, masa aku segugup itu menutupi keadaanku.

Aku tak bicara dan terdiam, tapi sempat tersenyum padamu. Kini alasanku diam, karena tak mau menangis di depanmu.

Ini kisah lain diamku yg memiliki alasan.

No comments:

Post a Comment