Dolly Maylissa
Wednesday, May 20, 2015
Tuesday, May 19, 2015
Saya bukan pejuang dimata mereka
Hidup terkadang berat, bukan karena hari-hari yang dilalui, kejadian yang dialami, tapi karena pandangan mata mereka.
Mereka tak bisa melihat saya, saya yang sebenarnya, tenaga yang saya keluarkan untuk hidup, motivasi dan tujuan saya, tak ada yang bisa melihatnya.
Saya bukan pejuang dimata mereka, tidak sukses, tidak banyak uang, tidak berharta, tapi mereka lupa ilmu adalah harta yang ajaib.
Saya bukan tentang juara, bukan tentang piala, saya itu mandiri, penyayang, sosial, pendidik. Mereka tak bisa lihat itu.
Saya bukan pejuang dimata mereka, saya yang sebenarnya adalah pembangun.
Dan bahagianya saya, mereka tak sadar akan hal itu.
Dolly Maylissa
Mereka tak bisa melihat saya, saya yang sebenarnya, tenaga yang saya keluarkan untuk hidup, motivasi dan tujuan saya, tak ada yang bisa melihatnya.
Saya bukan pejuang dimata mereka, tidak sukses, tidak banyak uang, tidak berharta, tapi mereka lupa ilmu adalah harta yang ajaib.
Saya bukan tentang juara, bukan tentang piala, saya itu mandiri, penyayang, sosial, pendidik. Mereka tak bisa lihat itu.
Saya bukan pejuang dimata mereka, saya yang sebenarnya adalah pembangun.
Dan bahagianya saya, mereka tak sadar akan hal itu.
Dolly Maylissa
Wednesday, May 6, 2015
Pelatihan Hidroponik bulan Mei
Ayo ikut kopdar HIDROPONIK TANGERANG RAYA, Dengan materi "Pengenalan Hidroponik bagi pemula" di Resto Sari Rasa Citra Raya hari minggu 10 mei 2015, Registrasi 50.000 TERBUKA UNTUK UMUM
Pendaftaran ke 085885829027
Friday, May 1, 2015
Laki-laki dalam mimpi
Lagi-lagi aku bermimpi laki-laki itu, laki-laki
yang tidak pernah aku kenal dan aku liat.
Seperti sebuah gambaran kejadian tapi
aku tak jelas melihatnya, yang sangat jelas terlihat dan aku rasakan adalah
genggaman tangannya yang kuat dan menghangatkan, jangankan genggaman tangan aku
masih ingat benar sentuhan jarinya di jemariku. Entah siapa dia aku benar-benar
dibuat tak bisa berpikir selain dirinya, apakah itu gambaran sosok kekasihku
atau orang lain. Yang aku ingat hanya tangannya tak lepas dari tanganku setiap
ia muncul dalam mimpiku.
“Kenapa Za,diam saja melihat langit?”
“Hai Dun.”
“Kenapa liat langit seperti itu?”
“Mencari jawaban.”
“Cari jawaban? Cari jawaban itu diperpustakaan.”
“Bukan soal ujian. Soal mimpi.”
“Maksudnya soal mimpi itu apa? Kamu mimpi sesuatu
yang aneh?”
“Iya, Seorang laki-laki yang suka menggenggam
tanganku.”
“Pasti laki-laki itu…”
“Bukan seseorang yang aku kenal.”
Subscribe to:
Posts (Atom)