Hari ini saya sedang menonton acara KICK ANDY yang berisi tentang Pendidikan. Ada yang menarik perhatian saya ketika seorang guru fisika bercerita tentang bagaimana ia menyuruh muridnya menuliskan laporan pelajarannya dalam bentuk cerita. Ia mengubah fisika menjadi karya sastra. Saya berpikir bagaimana jika pencatat tentang silat seperti karya sastra?
Contohnya : Seorang guru tidaklah mencotohkan bagaimana ia menjatuhkan lawannya dengan kekejaman hati, tangan sang guru melindungi kepala murid agar tak terbentur, menahan gerak tangannya agar tak terluka, menahan tenaganya agar tak celaka sang murid. Sebenarnya itu hanya pencitraan terhadap seorang guru yang lembut melindungi muridnya.
Contoh lainnya : Gerak Pukulan. Memang mudah memukul tapi seperti apakah pukulan itu. Hendaknya sebelum memukul kita pikirkan terlebih dahulu niat apa sebenarnya dalam hati kita, ketika tangan merapat dan saling menyatu apa yang akan terjadi sesudahnya, ketika tangan di luruskan kedepan maka bagaimana caranya agar tak menyakiti diri sendiri dan orang lain. tarikan napas mengirinya gerak, tenaga berasal dari ketenangan diri dan kemantapan hati. Posisi awal tangan hendaknya ditaruh di pinggang, dilekatkan dengan tubuh agar tak menyakiti dan disakiti orang lain, angkat sedada dan dorong hingga tenaga habis tanpa memaksakan, tak harus lurus tapi tak bengkok pula, tak terlalu jauh tak perlu terlalu dekat juga, harusnya menuju titik yang dipandang mata, jangan sampai melenceng dan menyakiti diri sendiri.
Menulis artikel ini membuat saya seperti menulis cerita. Seingat saya guru-guru dahulu pintar memberi arahan, pintar bercerita dengan bijaknya jadi apa salahnya jika diteruskan mencatatnya dengan sedikit kiasan tanpa mengurangi maknanya.
Bayangkan jika sejarah-sejarah, gerak-gerak silat di babarkan seperti sebuah novel. begitu mengalir indahnya dan begitu membekas bagi pembacanya. Tapi efek sampingnya ya jadinya cuma baca tapi lupa prakteknya,,,hehehehe
No comments:
Post a Comment