Ketika saya mendengar adzan subuh pagi ini saya berpikir sejanak, sebenarnya apa yang saya dapat dari silat? Jika hanya kesehatan yang ingin saya dapatkan maka saya bisa dapatkan kesehatan yang lebih baik jika pergi ke dokter dan tempat kebugaran, jika ingin silaturahmi maka saya bisa melakukannya dimanapun dan dengan siapapun, jika hanya ingin melestarikan budaya sebenarnya melestarikan tari atau drama tradisional seperti ludruk dan ketoprak akan lebih menarik. Jadi apa yang saya dapat dari silat?
Ini yang saya dapat dari silat.
Saya mengenal silat dari kecil mungkin sebelum saya sekolah saya sudah mengetahui silat dari televisi tapi saya benar-benar menyentuh silat adalah ketika saya kelas 4 sd. Saya bukanlah seorang anak pemberani yang selalu percaya diri tampil didepan orang lain, saya juga bukan anak yang tangkas, terbukti dari setiap saya lari saya bisa terjatuh karena tersandung, saya juga bukan seorang anak yang cerdas luar biasa yang memiliki pengetahuan lebih banyak dari yang lain. Saya bukan anak super.
Ketika mengenal silat saya tersenyum dan menetapkan dihati, dari sini saya akan bangkit. Percaya atau tidak saya mendapatkan nilai bagus dipelajaran karena saya mau terus belajar silat (orang tua memberi syarat seperti itu). Dari silat saya lebih mencoba untuk memahami alam sekitar, saya mencoba jadi pemberani padahal dulu saya nyaris benar-benar menjadi seorang pengecut didepan kelas yang hanya bisa diam, berdiri, dan tak bisa berpikir. Dari silat saya memahami kasih sayang, dulu saya bukanlah anak yang baik (sampai saat ini sepertinya) selalu tidak mendengarkan perkataan orang tua tapi sejak saya mengenal silat saya kadang hanya terdiam mendengarkan, memikirkan dan menebak sebenarnya apa maksud orang tua, guru dan teman-teman terhadap saya, maka saya lebih mudah mengenali orang dan mendapat kepercayaannya.
Saya senang disilat, apalagi ketika mengetahui bahwa sebenarnya kakek-kakek saya adalah seorang yang bisa dikatakan sebagai pesilat walau tak satupun saya pernah melihat beliau-beliau bersilat karena sudah alm. tapi nenek saya mendukung saya berlatih silat.
Bagi saya silat tak hanya silat tapi juga memahami diri sendiri, memahami budaya, memahami sikap baik masyarakat bahkan memahami karakter orang lain.
Semoga dengan silat saya akan hidup dan tetap hidup.
Ini yang saya dapat dari silat.
Saya mengenal silat dari kecil mungkin sebelum saya sekolah saya sudah mengetahui silat dari televisi tapi saya benar-benar menyentuh silat adalah ketika saya kelas 4 sd. Saya bukanlah seorang anak pemberani yang selalu percaya diri tampil didepan orang lain, saya juga bukan anak yang tangkas, terbukti dari setiap saya lari saya bisa terjatuh karena tersandung, saya juga bukan seorang anak yang cerdas luar biasa yang memiliki pengetahuan lebih banyak dari yang lain. Saya bukan anak super.
Ketika mengenal silat saya tersenyum dan menetapkan dihati, dari sini saya akan bangkit. Percaya atau tidak saya mendapatkan nilai bagus dipelajaran karena saya mau terus belajar silat (orang tua memberi syarat seperti itu). Dari silat saya lebih mencoba untuk memahami alam sekitar, saya mencoba jadi pemberani padahal dulu saya nyaris benar-benar menjadi seorang pengecut didepan kelas yang hanya bisa diam, berdiri, dan tak bisa berpikir. Dari silat saya memahami kasih sayang, dulu saya bukanlah anak yang baik (sampai saat ini sepertinya) selalu tidak mendengarkan perkataan orang tua tapi sejak saya mengenal silat saya kadang hanya terdiam mendengarkan, memikirkan dan menebak sebenarnya apa maksud orang tua, guru dan teman-teman terhadap saya, maka saya lebih mudah mengenali orang dan mendapat kepercayaannya.
Saya senang disilat, apalagi ketika mengetahui bahwa sebenarnya kakek-kakek saya adalah seorang yang bisa dikatakan sebagai pesilat walau tak satupun saya pernah melihat beliau-beliau bersilat karena sudah alm. tapi nenek saya mendukung saya berlatih silat.
Bagi saya silat tak hanya silat tapi juga memahami diri sendiri, memahami budaya, memahami sikap baik masyarakat bahkan memahami karakter orang lain.
Semoga dengan silat saya akan hidup dan tetap hidup.
No comments:
Post a Comment